Kadang ku terhenyak pada tangis tanpa air mata.
Memikirkan sang kekasih hati dalam tanda tanya.
Berpihak pada hati yang telah terburai.
Menggantungkan asa pada sepenggal kalimat tak terbaca.
Kharisma mentari tak berbentuk memungkiri segala kemungkinan.
Wajah terpaling mengacuhkan karya jiwa.
Terbelenggu kabut maya tiada tepi meraih batas.
Tertoreh kebencian dalam tubuh renta termakan letih.
Ths '98
180908
Surat Tak Terbaca
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Thursday, September 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
- Friends' Poetry (6)
- Life Poem (2)
- Life Poetry (13)
- Love Poetry (31)
- Poetry (2)
0 comments:
Post a Comment