Kini kurasakan matahari tak lagi bersahabat.
Langit pun seakan runtuh menimpa tanah kering ini.
Bintang bintang tak lagi ingin menemani malam.
Hingga hujan tak mau beranjak turun hampiri haus ku.
Ketika rasa ini berlari mengejar waktu yang bergulir kencang.
Langkahku berat tak termakan aral terjal jalan ku.
Mengais harapan yang tertindas keinginan semu.
Koyak jala impian terajut berabad waktu ku.
Doa mu adalah bait bait lagu terindah sertai perjalanan.
Restu mu bagai roda mempercepat pengembaraan.
Kasih mu tak lekang oleh waktu dan setia menemaniku.
Hadir mu adalah anugrah terbesar dalam hidupku.
Terima kasih Bunda.
Atas segala pengorbanan mu.
Tanpa mu, tak akan aku menghirup udara kehidupan.
Tanpa mu, tak akan aku mampu berjalan melewati sang waktu.
Tanpa mu, tak akan aku bisa menyaksikan keindahan dunia ini.
Terima kasih Bunda.
Aku selalu menyayangi dan mengasihimu.
Walau hari hari ku tak mampu tuk membalas semua pengorbanan mu.
Ku kan tetap setia mendampingimu.
Ths '98
220501
Bunda
Category: Poetry
Posted by, the Beast at Tuesday, May 22, 2001 0 comments
Subscribe to:
Posts (Atom)
Labels
- Friends' Poetry (6)
- Life Poem (2)
- Life Poetry (13)
- Love Poetry (31)
- Poetry (2)