Lantunan lagu sendu mengiringi langkah demi langkah ini
Kalbu gelap semakin kelam tak terbias temaram cahaya matahari
Akankah esok menjadi lebih terang demi waktu yang akan berganti
Terusik nafsu amarah mengibas kesunyian terkurung abadi
Ths ‘98
240908
Esok
Category: Life Poem
Posted by, the Beast at Wednesday, September 24, 2008 1 comments
Jahanam Cinta
Begitu cintakah engkau kepadaku ketika ku akan pergi kau melarangku.
Begitu sayangkah engkau kepadaku hingga kematianku membuatmu menangis.
Jangan ratapi aku, jangan tangisi aku, wahai kau jahanam cinta.
Jauhi dan pergilah dari hidupku dan jangan pernah kau kembali.
Hidup indah ini telah terusik oleh bangsat bangsat tak bermoral.
Orang orang biadab perusak martabat tak tahu arti benci.
Lelah aku menangisi mu, kering air mata ini.
Janganlah kau datang tuk berikan penderitaan baru untukku.
Ths '98
230908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Tuesday, September 23, 2008 0 comments
Tak Berbalas
Mungkin kau tak sadar akan arti sebuah keinginan.
Menjalani arti kehidupan telah membuat kau menderita.
Ku tau akan hampa dirimu yang coba ku isi.
Meski kau tolak karena ku tak pantas untukmu.
Ku ingin kau mengerti akan makna langkah langkah mu.
Tanpa ku bermaksud menyakitimu lebih dalam.
Aku hanya berusaha tuk menyakinkan mu akan tulusnya sebuah pemberian ini.
Jangan kau hentikan langkahmu.
Lanjutkan sisa sisa perjalanan mu, semakin dekat terlewati waktu.
Wujudkan lah mimpi indah mu, termakan malam kelam menyedihkan.
Kan kutemani bayangmu tuk menggapai hasratmu.
Ths '98
220908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Monday, September 22, 2008 0 comments
Surat Tak Terbaca
Kadang ku terhenyak pada tangis tanpa air mata.
Memikirkan sang kekasih hati dalam tanda tanya.
Berpihak pada hati yang telah terburai.
Menggantungkan asa pada sepenggal kalimat tak terbaca.
Kharisma mentari tak berbentuk memungkiri segala kemungkinan.
Wajah terpaling mengacuhkan karya jiwa.
Terbelenggu kabut maya tiada tepi meraih batas.
Tertoreh kebencian dalam tubuh renta termakan letih.
Ths '98
180908
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Thursday, September 18, 2008 0 comments
Maaf
Hanya mentari yang tak pernah letih tuk hadir menemani hariku
Kasih nya tak pernah lekang termakan waktu
Terkadang hadirnya tak menyamankan aku
Tetap dia yang selalu kurindu
Dunia penuh dengan ketidak abadian
Begitu juga dirimu yang selama ini menemaniku
Aku ingin kau tahu semua isi hatiku tentang mu
Tak terucap, tak bisa berkata dan aku tetap membisu
Karna kau menolak tuk mendengar, seolah acuh akan hadirku
Tak kusangkal akan kesalahanku
Ku pinta maaf kan aku tuk segala dosaku padamu
Kasih dan sayangku hanya untuk mu
Sepenggal kata tak mewakili maaf ini
Ths ‘98
170908
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Wednesday, September 17, 2008 0 comments
Kosong
Hati yang terluka entah kapan kan terobati.
Mengikis bebatuan jiwa tak pernah akan habis.
Lekang waktu yang kan selalu menepi tak terelakkan.
Relung hampa kian kosong bila kau menyentuh kaki langit di ujung jalan.
Asa yang terbias binar kebencian mulai padam tertiup angin sepi.
Menelusur lembah kemunafikan tak berdasar terlewati maut kelam.
Menepi dan menyepi, menoreh taring nanar.
Kalbu tertutup kabut ratap membaur tawa.
Khayal mega kugapai samar indahnya pelangi.
Ths '98
160908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Tuesday, September 16, 2008 0 comments
Kau Hadir Untukku
Biarkan malam ini semakin panjang
Karna kau ada disini menemani
Begitu hangat aku dipelukanmu
Begitu damai aku didekapmu
Janganlah engkau beranjak dari sisiku
Tuk sisakan pedih dan gundah di hati
Tetaplah disampingku, bersamaku
Menemani aku dalam malam ku yang sepi
Lepaskanlah semua rindumu
Kau hadir disini untukku
Janganlah pagi datang usik ku
Kuharap malam tak segera berlalu
Ths '98
130908
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Saturday, September 13, 2008 0 comments
Gersang
Berteriak... Hening......
Berujar... Diam......
Bercengkerama... Sepi......
Bertatapan... Kosong......
Sepi yang kualami tak terbatas ruang dan waktu.
Ingin ku teriakkan tapi suara ku menolak tuk muncul.
Aku seolah padang tandus tak tersentuh hujan berabad lamanya.
Kering dan hening.
Hanya semak belukar yang selalu setia menemani malam ku.
Tanpa tempat tuk berteduh.
Menghindari badai, hujan dan terik matahari.
Bak gersang nya ladang ku, menolak tuk bersemi.
Ths '98
110908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Thursday, September 11, 2008 0 comments
Permintaan
Melangkah ku tertatih
Mengikuti cahaya yang kian memudar tertiup angin lalu
Aku telah berjalan menurut kehendakmu
Tapi mengapa jua kau lepaskan cintaku
Mendung... sengajakah kau wakili hatiku
Hitam kelam menyelimuti matahari
Cinta... tetaplah aku disini yang selalu mengharap cahayamu menerangi hidupku
Kumohon sisakan sedikit rindumu walau hanya semu, penawar sepi hariku
Tak akan kubiarkan cintaku menghilang dari hatimu
Meski harus jatuh dan terluka
Yang kuingin hanya penantianmu
Karna hanya engkau yang mampu membuatku berani menghadapi dunia
Cinta... jangan pernah tinggalkan aku
Comel
080908
Category: Friends' Poetry
Posted by, the Beast at Monday, September 08, 2008 0 comments
Hitam
Hitam ku hitam tetap hitam.
Kulihat hitam yang sangat hitam.
Walau hitam tak berarti gelap.
Hitam ku hitam, hitam ku gelap.
Hitam ku berbalut kelam.
Kian hitam dikala malam.
Hitam ku hitam semakin kelam.
Tak terbias cahaya temaram.
Ths '98
070908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Sunday, September 07, 2008 0 comments
Entah
Entah...
Kurasa janggal akan suaramu.
Arti mendalam tersirat dalam kata katamu.
Mungkin kah engkau tak menginginkan aku.
Atau kau mau aku pergi dari hidup mu.
Entah...
Menyertai mu dalam duka.
Menemani mu dalam suka.
Tak ingin meraba perasaan mu.
Tak menebak isi hati mu.
Entah...
Relung hati ku terus bertanya.
Kata kata mu tak terungkap.
Tak terbias hasrat mendalam.
Terbelenggu kejujuran semu.
Entah...
Raga ini jauh entah dimana.
Hati tetap terjaga tuk engkau.
Letih terus terabaikan.
Menyelam lautan kasih tanpa henti.
Ths '98
060908
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Saturday, September 06, 2008 0 comments
Memaksa Tuk Akhiri
Menghapus jejak terbias nafsu
Temaram memudar bayangan berlalu
Seolah patah bak dahan kering
Menatap kedepan tak akan berpaling
Memaksa untuk mengakhiri
Dengan keputus asaan melangkah pergi
Tertunduk dan membisu
Lahirkan rasa benci tak ingin berlalu
kembali
Senandung sepi riang bernyanyi
Terusik damai meratap bahagia
Menepis bising keramaian dunia
Menelantar asa menantang abadi
Keringat terus mengalir
Sertai letih tak kunjung berakhir
Menelan dahaga menyantap lapar
Menghalau kemarau idamkan hujan
Menghela pelana menggapai surga
Terbius khayal meraba sang mega
Retak tanah berakhir bencana
Tenggelam dalam laut kemunafikan
Ths '98
040908
Category: Life Poetry
Posted by, the Beast at Thursday, September 04, 2008 0 comments
Mengapa Aku Jatuh Cinta
Apakah karna paras cantik mu, aku jatuh cinta.
Apakah karna suara merdu mu, aku jatuh cinta.
Apakah karna bujuk rayu mu, aku jatuh cinta.
Apakah karna manis senyum mu, aku jatuh cinta.
Semua itu gombal jika kukatakan padamu.
Aku jatuh cinta karna engkau adalah engkau.
Karna engkau memberikan sesuatu yang tak kudapatkan dari yang lain.
Kau dapat menerimaku dan memberikan yang kubutuhkan.
Ths '98
010908
Category: Love Poetry
Posted by, the Beast at Monday, September 01, 2008 0 comments
Labels
- Friends' Poetry (6)
- Life Poem (2)
- Life Poetry (13)
- Love Poetry (31)
- Poetry (2)