Akankah

Badai memang akan segera berlalu
Terang akan segera datang
Dan mentarì akan kembali mengìsì gelap menjadi terang

Semua yang terjadi akan segera berlalu, mungkin akan terlupakan
Karena itu adalah kenangan pedih
Namun apakah puing puing yang remuk akan kembali utuh
Semua bangunan yang telah berdiri masih sanggupkah bertopangkan tanah

Mungkin semua itu bisa diperbaiki
Tapi tak akan seindah kenangan yang pernah aku bangun
Bersama seseorang yang telah mengisi dan mewarnai hatiku

Comel
240708

Hancur

Aku merasa kosong
Penghuni hati meninggalkanku
Aku telah hancur
Hancur berkeping-keping
Tiada asa yang tersisa
Hanya hampa yang kurasa

Tapi…..
Ku bangkit kembali
Puing-puing hati yang hancur kembali utuh
Menantikan yang siap menghuninya
Terbuka lebar pintuku untuknya
Karena kulihat sosok jauh disana

Apakah hanya singgah dan berlalu
Seperti dulu yang pernah ku alami
Tapi ku ingin dia menetap
Dalam ruang hatiku tuk selamanya

Ths ‘98
230708

Bukan Seniman

Kasih...

Aku bukan penyair

Ku tak bisa merangkai kata-kata mesra

Untuk nyatakan rinduku padamu

Kasih...

Aku bukan penyanyi

Ku tak bisa melantunkan lagu-lagu cinta

Unruk membuka pintu hatimu

Kasih...

Aku bukan pelukis

Ku tak bisa menggores kanvas

Untuk melukiskan cantik parasmu

Kasih...

Aku hanyalah manusia biasa

Ku tak punya apa-apa tuk kutawarkan padamu

Ku hanya punya hati yang tulus, tuk menyayangi dan mengasihimu

Ths '98

210708

Kan Tiba Waktunya

Sesak dadaku merindukannya
Galau hatiku menunggunya
Entah kapan penantianku berakhir
Karena selalu kuharap kau hadir

Ingin kupandang cantik wajahmu
Ingin kutatap indah matamu
Tak akan bias kugapai inginku
Karena engkau tak ada disisiku

Biarkanlah air terus mengalir
Biarkanlah angin tetap berhembus
Perasaan ini tak akan aus
Walau terkikis air tertiup angin

Pasti kan tiba saat nya
Seiring waktu berlalu
Penantian panjang tak akan sia sia
Karena pengakuannya kan datang pada waktunya

Ths ‘98
200708

Damai

Menandang langit, kulihat rembulan.
Mengintip di antara awan kelam.
Yang bergelantungan di angkasa.
Ditemani bintang2 yang menari di kalbu suram.

Ku termangu menatap pemandangan itu.
Membelai raga ku yang letih.
Membuai hati ku yang lelah.
Menyinari jiwa ku yang gundah.

Kau damai kan aku.
Jangan lah malam ku berlalu.
Berharap pagi tak hampiri ku.
Karna ku tak mau berpisah dari mu.

Ths'98
160708

Senja

Apakah senja?
Saat sentuhmu obati sesak dadaku
Saat tatapku berhenti di indah parasmu

Apakah senja?
Ketika setiap hari kuimpikan hadirmu
Ketika setiap waktu kuinginkan dirimu

Apakah senja?
Saat ku termenung memikirkan impianku padamu
Saat ku menangis pikirkan impian yg tak mungkin tercapai

Apakah senja?
Suasana hatiku yg jingga
Hangat dan meratap pilu

Vhiecha
140708

Entah

Kala ku diam dalam gelapku
Kulihat lentera dihadapanku
Terangi malamku temani sepiku
Tenangkan gundahku damaikan jiwaku

Bercengkrama dalam sepi, tanpa suara
Berpelukan dalam dingin, tanpa tersentuh
Ingin kutatap matanya, tapi ku silau
Ingin ku belai dia, tapi ku tak tahu dimana

Tak kudengar suara dalam bisiknya
Tak kurasa sentuh dalam belainya
Tak kulihat mata dalam tatapnya
Tak kurasa hangat dalam peluknya

Impian dan khayal besatu dalam nyata
Kulihat dan kurasa tapi dia tiada
Ingin ku peluk dalam dingin dan hasratku
Tapi, dia tak pernah nyata


Ths ’98
130708

Kelabu Malam

Angin berhembus menyanyikan lagu sedih.
Dedaunan menari2 sendu mengamini kesedihan ku.
Kesunyian malam di iringi musik alam.
Rembulan pun enggan keluar dari balik awan.
Warna warni yang begitu indah pun sirna.
Kala sang surya telam kembali ke peraduan nya.

Ths ‘98
080708

Labels